Fenomena di lapangan
yaitu di SMP Negeri 1 Kedungjajang Lumajang, banyak ditemukan konseli
menunjukkan perilaku seperti: sangat peka terhadap kritik, hiperkritis terhadap
orang lain, responsif berlebihan terhadap pujian, merasa tidak disenangi orang
lain, kurang mampu mengendalikan emosi, kurang yakin akan kemampuan diri
sendiri, pesimis terhadap kompetisi. Gejala-gejala tersebut mengidentifikasikan
bahwa konseli yang bersangkutan belum memiliki konsep diri yang positif
sehingga perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan membentuk konsep diri yang
positif pada konseli yaitu dengan penerapan konseling peer group. Metode dalam penelitian ini adalah
metode tindakan bimbingan dan konseling. Metode penelitian tindakan bimbingan
dan konseling diartikan sebagai suatu kajian reflektif yang dilakukan konselor/
guru pembimbing dalam meningkatkan kemampuannya berfikir secara rasional dan
bertindak untuk memperbaiki kualitas bimbingannya terhadap konseli. Lokasi
penelitian di SMP Negeri 1 Kedungjajang yang beralamat di jalan Raya Cemeng Kecamatan
Kedungjajang Kabupaten Lumajang. Penelitian ini dilakukan di kelas IXA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) penerapan
konseling peer group dalam proses layanan bimbingan dan konseling dapat
meningkatkan konsep diri konseli yang positif, hal tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya konsep diri yang positif pada konseli kelas IXA SMP Negeri 1
Kedungjajang, Lumajang pada siklus I sebesar 12,80 %
(dapat dilihat pada tabel 4.2) dan meningkat lagi sebesar 13,94%
setelah mengikuti siklus II, 2) melalui penerapan konseling peer group, konseli
terlatih dan terampil untuk bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan
masalah. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya konsep diri yang positif pada
konseli